IV. Kehidupan di Bumi
Pendahuluan
Awal
mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini
penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi
kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil.
Fosil telah menjadi bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian
makroevolusi. Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan
spesies yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil
ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang,
sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata
(tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi ilmuwan
untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang mempelajari
catatan fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa teori asal mula
kehidupan dibumi.
Bumi
kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan –
lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat
terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk
samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer
dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Lapisan bumi yang dihuni oleh
berbagai makhluk hidup melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam
kehidupan makhluk hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara
makhluk hidup dengan materi dan energi yang mengelilinginya.
1.
Teori Asal-usul kehidupan di Bumi
a)
Hidup dari Tuhan
Pendapat ni lebih dikenal dengan paham , Penciptaan
Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan Langsung turun tangan . Ilmuwan Tidak
menolak anggapan ini , tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu
pengetahuan. Pendapat ini Dikenal dengan sebutan Teori Transedental , yang
berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
a)
Teori
Cozmozoa
Teori
ini mengatakan bahwa Mahluk
Hidup Berasal Dari Luar Angkasa , Diperkirakan suatu benda berat telah
menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu meruapakan suatu partikel –
partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi :
·
Benda
hidup itu ada / telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini
·
Hidup
itu dapat dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa di bumi
b)
Teori Fluger
Teori
menyatakan bahwa Bumi
itu berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali , yang mengandung Karbon
dan Nitrogen sehingga terbentuk Cyanogen . Senyawa itu dapat terjadi pada suhu
yang sangat tinggi , dan selanjutnya terbentuk zat protein protoplasma yang
menjadi mahluk hidup.
c)
Teori
Moore
Teori ini menyatakan bahwa Hidup dapat muncul dari
kondisi yang cocok atau pas dari bahan Organik pada saat bumi mengalami
pendinginan dalam kondisi tersebut muncullah hidup itu .
d)
Teori
Allen
Bahwa saat keadaan berdifusi ( bumi itu keadaannya
seperti sekarang ), beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar
matahari diserap oleh zat besi yang lembabdan menimbulkan pengaturan atom , Interaksi antara
Nitrogen , Karbon , Hidrogen , Oksigen dan Sulfur , yang nantinya akan membentuk zat – zat yang difus yang akhirnya membentuk potoplasma benda hidup.
e)
Generatio
Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup
itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh : Ulat timbul dengan
sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari dalam
lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.Faham ini disebut juga
abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya
dari lumpur timbul cacing. faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.
f)
Omne
Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia
dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang
meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang
serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu
adalah telur atau omne vivum ex ovo.
g)
Omne
Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799) juga ahli bangsa
Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau
mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu
ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil
kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka
muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
h)
Omne
Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis
melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme.
akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh
kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut
juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu
tentu berasal dari yang hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori
abiogenesis ditinggalkan orang. Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan
mulai kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun hampir semua para
ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan
dari angkasa luar.
i)
Teori
Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika
Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas
metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan
unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena
adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos
unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat
hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita
kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis
organisme.
j)
Teori
Oparis Haldane
Alenxande I. Oparin , ahli biologi Rusia
mempublikasikan tentang asal mula kehidupan , Rangkuman pendapat itu
adalah jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada saat
atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas . Senyawa terebut ( asam Amino
sederhana , Purin , basa pirimidin serta senyawa senyawa golongan gula ,
kemudian terbentuk pula senyawa polipedia asam- asam polinuleat dan
polisakarida yang semuanya terbntuk berkat bantuan sinaqr ultraviolet , kilatan
listrik , panas dan radiasi
Jasad Hidup Pertama disebut protobion , yang hidup
dalam laut kira-kira 5-10 meter dibwah permukaan laut . Ditempat itulah mereka
terhindar dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dan sinar matahari yang mematikan . Ketika jasad hidup berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu
memproduksi oksigen maka lama kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa Ozon
di atmosfer bumi kemudian , kehidupan merayap di pantai dan akhirnya memenuhi daratan Teori ini kembali ke teori Generatio
Spontane tapi melalui proses evolusi ratusan juta tahun lamanya.
2.
Perbedaan Teori Abiogenesis dan Teori Biogenesis
Ø Teori
Abiogenesis
Tokoh
teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof
dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa
makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. Sebenarnya
Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan
dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan
yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana
cara terbentuknya makhluk tersebut? Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk
hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham
atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi,
kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak
pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut
dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
1. Ikan dan katak berasal dari Lumpur.
2. Cacing berasal dari tanah, dan
3. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
2. Cacing berasal dari tanah, dan
3. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno.
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka
Ø Teori
Biogenesis
Walaupun
telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham
abiogenesis. Orang -orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut
terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang awal mula kehidupan.
Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain
Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia,
1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil
penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation
spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
3.
Berbagai percobaan yang di lakukan Para Pencetus Teori
a)
Percobaan Francesco Redi (1626-1697)
Untuk menjawab
keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan
percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga
toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut:
·
Stoples I : diisi dengan sekerat daging,
ditutup rapat-rapat.
·
Stoples II : diisi dengan sekerat
daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
·
Stoples III : disi dengan sekerat
daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga
stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari,
keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan hasilnya sebagai
berikut:
·
Stoples I : daging tidak busuk dan pada
daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
·
Stoples II : daging tampak membusuk dan
didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil
percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang
terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging
yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini
ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila
melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa
penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk
belatung relative sedikit.
b)
Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya
Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh
karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan
Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan
percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua
buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah
sebagai berikut:
·
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu,
kemudian dipanaskan 15°C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
·
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya
adalah sebagai berikut:
·
Labu I : air kaldu mengalami perubahan,
yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti
ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
·
Labu II : air kaldu labu ini tidak
mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap
serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka
lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah
menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham
Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani
tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air
kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanea.
c)
Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam
menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan
untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur
menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
Langkah-langkah
percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut:
·
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu,
kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu
diolesi dengan paraffin cair.
·
Setelah itu pada gabus tersebut dipasang
pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
·
Langkah II : selanjutnya labu
didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan
air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak
mengandung mikroorganisme.
·
Langkah III : labu yang air kaldu
didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir
kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan
kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu
diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak
mengandung mikroorganisme.
Melaui
pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam
labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada
saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu.
Setelah
labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme.
Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air
kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Berdasarkan
hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang awal mulamakhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
·
omne vivum ex ovo = setiap makkhluk
hidup berasal dari telur.
·
Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal
dari makhluk hidup, dan
·
Omne vivum ex vivo – setiap makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun
Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis
atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum
berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali
terjawab.
Disamping teori
Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang awal
mulakehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah
sebagai berikut
1.
Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa
kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
2.
Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa
kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
3.
Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan
bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
4.
Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa
kehidupan tidak berasal usul.
Sumber :