II.
Metode Ilmiah
Pendahuluan
Metode
ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
A. Penelitian Ilmiah dan non Ilmiah
1.
Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok
pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan
kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a.
Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah
yang diteliti.
b.
Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang
sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.
2.
Penelitian non Ilmiah
a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya :
Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai
berikut :
• Bisnis (Akunting,
Keuangan, Manajemen Pemasaran)
• Komunikasi
(Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
• Hukum
(Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
• Pertanian
(agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
• Teknik,
Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
b. Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel
adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan
variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang,
akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan
variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif (
to describe = membeberkan/ menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap
variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
B. Langkah-langkah
operasional metode ilmiah
1.
Memilih dan mendefinisikan masalah.
2.
Survei terhadap data yang tersedia.
3.
Memformulasikan hipotesa.
4.
Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji
hipotesa.
5.
Mengumpulkan data primair.
6.
Mengolah, menganalisa serla membuat interpretasi.
7.
Membual generalisasi dan kesimpulan.
8.
Membuat Laporan.
C.
Kekurangan dan Kelebihan metode ilmiah
Untuk bisa mendapatkan kebenaran
ilmiah, harus dilakukan melalui metode ilmiah. Sebetulnya jika dicermati, maka
metodologi ilmiah itu sendiri memiliki kelemahan bahkan sangat lemah untuk bisa
digunakan mencari hakekat kebenaran. Dalam metodologi ilmiah, harus memenuhi
persyaratan empiris, obyektif, rasional dan sistematis.
• Empiris
Berarti suatu kebenaran berdasarkan
pengalaman yang dapat ditangkap dengan panca indera, dan dapat dibuktikan.
Padahal sebagaimana dalam uraian mengenai kelemahan panca indera kita yang
tidak pernah mampu berfungsi terhadap seluruh obyek dan mampu menangkap dengan
tepat apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Maka pengetahuan sebagai hasil
dari pengalaman berdasarkan panca indera, tak sepenuhnya benar.
• Obyektif
Berarti suatu kebenaran harus
mengandung nilai obyektifitas, berdasarkan fakta yang menjadi obyek
pengetahuan, bukan berdasarkan yang menilai atau yang mengamati (subyek-nya).
Dalam kenyataannya, banyak pengetahuan yang dijadikan sebagai kebenaran hanya
atas asumsi dan dugaan sementara dari orang perorang. Jadi kebenaran tersebut
sebenarnya bersifat subyektif, yang belum tentu dapat diterima oang lain.
• Rasional
Berarti kebenaran tersebut bersumber
dari akal (rasio) atau pikiran manusia, dimana pengalaman-pengalaman hanya
sebagai perangsang bagi pikiran. Kebenaran demikian merupakan kesimpulan dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya dan menjadi pengetahuan dalam akal manusia.
Namun pada realitasnya banyak kebenaran yang tidak masuk diakal, yang tidak
rasional namun diikuti oleh banyak orang dan dijadikan sebagai sebuah
kebenaran.
• Sistematis
Berarti berurutan, yakni dalam
menemukan kebenaran harus melalui proses yang berurutan. Sistematis sebagai
sebuah metode bisa menjadi keharusan, namun tahapan yang dikerjakan secara
berurutan itu belum tentu sebagai kebenaran yang hakiki. Berdasarkan uraian dan
penjelasan tersebut diatas maka metodologi ilmiah sebagai cara untuk menemukan
kebenaran tidak bisa untuk dijadikan patokan secara mutlak. Kebenaran yang
didapat dari metodologi ilmiah sebatas kebenaran yang relatif, bahkan terkadang
tidak konsisten dengan persyaratan ilmiah itu sendiri.
• Kelebihan :
1.
Kebenaranya objektif
2.
Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara
terus-menerus
3.
Mencari kebenaran dengan urutan yang sistematis
4.
Pengalaman ditangkap oleh panca indera
• Kekurangan :
1.
Metode ilmiah tidak mungkin menjangkau objek yang bersifat inmateri
(gaib) karena tidak ada wujud dan ukuran yang jelas
2.
Terlalu bergantung pada objek yang ada
3.
Metode ilmiah akan berubah jika objek yang diamati berubah
4.
Kurang valid, karena tidak semua hasil akan bisa diterapkan
untuk daerah lain
5.
Membutuhkan waktu penelitian yang lama, karena dilakukan
secara berulang
6.
Membutuhkan biaya karena setiap penelitian memerlukan alat
bantu
• Peran Metode Ilmiah dalam Ilmu
Pengetahuan :
Metode ilmiah berperan untuk memberikan
penjelasan logis dalam ilmu pengetahuan, dan juga sebagai landasan dalam
melakukan suatu penelitian, juga memberikan peran dalam memberikan bukti
konkret terhadap suatu ilmu pengetahuan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar