Review
Jurnal
Mata
Kuliah : Softskill Psikologi dan Internet
Fakultas
Psikologi
Depok
2016
Disusun
Oleh :
Suparlinah
(16515715)
2PA10
I. PENDAHULUAN
·
Latar belakang
Masalah
Di era perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
informasi yang saat ini semakin pesat masyarakat tidak dapat dipisahkan dari
penggunaan internet. Seiring sejalan dengan perkembangan
internet, perkembangan media sosial pun merambat luas di masyarakat. Perkembangan
internet dan media sosial yang begitu pesat ini, membawa dampak yang cukup
signifikan bagi seluruh masyarakat diseluruh belahan dunia, tidak terkecuali
para remaja. Beberapa hasil studi banyak yang menjadi alasan untuk seorang
siswa telat datang ke sekolah karena bergadang saat malam hari yang seharusnya
digunakan untuk beristirahat tetapi digunakan menjelajahi internet diberbagai
media sosial.
·
Tujuan
penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA
Negeri 9 Manado.
II.
METODE
a.
Metode yang digunakan
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study yang penelitiannya
dilakukan dalam satu waktu dengan mengamati gejala pada suatu individu atau
komunitas.
b.
Sampel/ Subjek penelitian
§ Siapa, Dimana,
Berapa.
Sampel untuk penelitian ini adalah
siswad di SMA Negeri 9 manado, pada 62 siswa yang
menjadi responden yang memiliki akun baik pribadi atau kelompok di berbagai
media sosial dan responsen yang memberikan persetujuan dan bersedia mengikuti
proses penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28-29 November 2014
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media sosial dengan
kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 Manado
§ Alat ukur yang
digunakan
Penelitian ini menggunakan alat
ukur berupa lembar wawancara durasi penggunaan sosial media yang dirancang
untuk mengukur lamanya responden menggunakan media sosial yaitu : ≥ 7 Jam:
Sangat lama, 5-6 Jam : Lama, 3-4 Jam : Sedang, 1-2 Jam : Singkat, dan < 1
jam : Sangat Singkat. Kemudian, untuk mengukur kejadian insomnia digunakan
kuesioner Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta-Insomnia Rating Scale,
Suparyanto tahun 2009, yang telah di modifikasi. Kuesioner ini terdiri dari 11
pertantanyaan setiap pertanyaan memiliki bobot jawaban yang menggunakan skala Likert.
Bobot jawaban tersebut adalah sebagai berikut : Bobot Jawaban : 1 = tidak
pernah , 2 = kadang-kadang , 3 = sering, 4 = selalu. Dari bobot jawaban ini
akan didapatkan interpretasi hasil dari 11 pertanyaan tersebut. Interpretasi
hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut : Skor 1: 11-19 = tidak ada
keluhan insomnia, Skor 2: 20-27 = insomnia ringan, Skor 3: 28-36 = insomnia
berat, Skor 4: 37-44 = insomnia sangat berat. Cara pengisian kuesioner
dilakukan dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom yang telah
disediakan. Selain kuesioner digunakan pula lembar obeservasi untuk
mengobservasi tanda dan gejala insomnia yang terjadi pada responden.
Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu, setelah mendapatkan surat rekomendasi pengambilan data
awal ke tempat penelitian, selanjutnya peneliti mengidentifikasi fakta yang ada
di SMA Negeri 9 Manado melalui studi kasus di lapangan untuk mendapatkan data
tentang masalah yang terjadi di tempat penelitian. Setelah mendapatkan fenomena
awal yang menjadi masalah di tempat penelitian kemudian peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai dasar penelitian, kemudian setelah didapatkan
masalah sebagai dasar penelitian, peneliti menetukan judul penelitian dan
lingkup penelitian berdasarkan data-data yang di peroleh dari studi kasus di
lapangan.
Selanjutnya peneliti menyusun
proposal penelitian, menentukan populasi penelitian, dan subjek penelitian
(sampel) memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. penelitian mendapat
persetujuan untuk dilanjutkan menjadi sebuah penelitian, maka peneliti berhak untuk melanjutkan
penelitian. Setelah surat izin untuk melakukan penelitian di tetapkan,
selanjutnya peneliti dapat melakukan pengambilan data-data yang diperlukan
untuk proses penelitian di tempat penelitian. Setelah data-data diperoleh,
selanjutnya peneliti harus melakukan analisa data. Setelah proses analisa data
selesai akan diperoleh hasil penelitian dari penelitian yang dilakukan. Setelah
diperoleh hasil penelitian maka peneliti harus menyusun kesimpulan dan saran
dari penelitian yang dilakukan. Setelah melewati tahap akhir ini, maka
penelitian dapat dinyatakan selesai
Pengolahan data yang diperoleh dari
hasil penelitian ini diolah secara manual dengan mengelompokkan hasil dari
lembar wawancara dan lembar kuesioner yang dibagikan dan selanjutnya dilakukan
analisis menggunakan program pengolah statistik. Setelah itu diolah menggunakan
sistem komputerisasi, tahapan-tahapan tersebut yaitu editing, coding dan
entering.
III.
PEMBAHASAN/ DISKUSI
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Manado pada
62 siswa yang menjadi responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28-29
November 2014 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media
sosial dan mengalami insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 manado. Dari 62
sampel yang diteliti diperoleh data jumlah terbanyak responden yang menggunakan
media sosial dan mengalami insomnia adalah siswa yang berumur 16 tahun. Remaja
pada umur 16 tahun dikategorikan pada tahap remaja akhir (Late Adolescene).
Menurut penelitian, karakteristik remaja pada umur
tersebut mendorong mereka untuk saling bersosialisasi dan menjalin hubungan
pertemanan dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi pada masa
kini remaja dimudahkan dengan adanya perkembangan teknologi di bidang
telekomukasi yang dapat dimanfaatkan oleh remaja yaitu media sosial. Dengan
memanfaatkan media sosial remaja dapat menemukan teman baru, saling berbagi
pengalaman, bahkan mengeksplorasi hal-hal baru dengan cara chatting, browsing,
downloading dan sharring di media sosial melalui akun-akun yang mereka miliki.
Selain itu juga sering di hadapkan dengan tugas-tugas sekolah, dan remaja yang
memanfaatkan media sosial sebagai sarana penunjang intelektual.
Dari keseluruhan responden yaitu 62 responden yang
diteliti, jumlah terbanyak pengguna media sosial adalah remaja perempuan dengan
total 34 siswa (54,8%). Hasil penelitian Finances Online menemukan bahwa
perempuan lebih tertarik untuk berinteraksi melalui media sosial dibanding pria
(Telekomunitas, 2013). Menurut peneliti, remaja perempuan lebih cenderung
menggemari interaksi melalui media sosial dikarenakan remaja perempuan lebih
memiliki keinginan untuk berbagi/bercerita dengan orang lain, hal ini yang
menyebabkan remaja perempuan lebih dominan menggunakan media sosial di
bandingkan dengan remaja laki-laki. Remaja perempuan cenderung memiliki tingkat
keakraban yang dalam dengan orang-orang sekitarnya.
Hasil penelitian pada 62 responden menunjukkan
durasi penggunaan media sosial tertinggi yaitu pada jangka waktu sedang (3-4
jam) yang berjumlah 31 siswa (50,0%). Namun, dalam observasi untuk menentukan
durasi penggunaan media sosial, penulis mengalami kesulitan untuk mengawasi
secara lansung penggunaan media sosial pada responden sehingga mengakibatkan
penulis harus berkomunikasi secara langsung untuk memperoleh keterangan dari
responden menganai gangguan waktu tidur yang disebabkan oleh penggunaan media
sosial. Dari hasil penelitian Sari Febrina (2009) didapatkan bahwa rata-rata
remaja mengakses media sosial selama 3 sampai 4 jam sehari. Fasilitas yang
sering digunakan adalah chatting, browsing dan downloading. Menurut peneliti
penyebab lebih dominannya durasi penggunaan media sosial dalam jangka waktu
sedang pada remaja dikarenakan remaja harus menyesuaikan waktu mereka antara
durasi penggunaan media sosial dengan aktivitas belajar di sekolah, keinginan
untuk bersosialisasi dan mengenal sesama, maupun mengerjakan tugas-tugas
sekolah.
IV.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan di SMA
Negeri 9 Manado pada bulan 28-29 November 2014 maka dapat disimpulkan bahwa :
Durasi penggunaan media sosial tertinggi pada responden adalah pada durasi
sedang (3-4 jam), kejadian insomnia pada responden terbanyak adalah insomnia
ringan, dan terdapat hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan
kejadian insomnia, bahwa semakin lama waktu penggunaan media sosial semakin
tinggi tingkat kejadian insomnia.
a.
Kelebihan
Penelitian yang dilakukan mengikuti
isu permasalahan yang sedang sering terjadi saat ini, yaitu penggunaan media
sosial yang membuat remaja menjadi aktif di berbagai media sosial, dan sampel
yang diambil sangat sesuai dengan permasalahan yang terjadi yaitu usia remaja.
Dan mengelompokkan kriteria penggunaan media sosial seperti dari durasi sangat
lama yaitu > 7 jam sampai yang sangat singkat yaitu <1 jam sehingga mudah
dalam mengolah data dari hasil penelitian.
b.
Kekurangan
Lembar wawancara yang digunakan
sepertinya kurang sesuai karena untuk permasalahan seperti ini sebaiknya
menggunakan metode observasi dengan mengobservasi langsung kepada para
responden.
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsoedin, Wydia
Khristianty Putriny. Hendro Bidjuni, Ferdinand Wowling. 2015. Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial
dengan Kejadian Insomnia pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado. Ejournal
keperawatan (e-Kp) Vol. 3. Nomor 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar