Hujan dan Pelangi
Pagi ini begitu dingin, membuatku betah berlama-lama berada di
atas tempat tidurku bersama selimut tebal dan juga boneka beruang kesayanganku.
Mentari pagi yang biasanya menyinari kamarku dengan sinarnya rupanya sedang
menyembunyikan diri dibalik gumpalan awan hitam. Membuatku hampir saja menutup
mataku kembali. Kabar baiknya hari ini adalah hari libur, dan aku bisa
berlama-lama di dalam kamarku tanpa melakukan sesuatu, beberapa saat kemudian
aku mulai merasa bosan. Aku bangun dari tempat tidurku dan duduk disofa yang
mengahap ke keluar di dekat jendela. Ku pikir hari ini aku akan menghabiskan
waktuku seharian ini di dalam rumah saja.
Cuaca pagi yang dingin ini membuat perutku terasa lapar, aku pun pergi
kedapur untuk membuat makanan.
Aku tinggal sendiri dirumah ini, kedua orang tua ku tinggal di
Australia karena mereka bekerja di sana. Jadi aku sudah terbiasa menyiapkan
sendiri semua keperluanku, dari mulai aku bangun hingga aku akan tertidur saat
malam. Aku membuat roti isi dan segelas susu untuk sarapanku kali ini. Ku
nikmati sarapan ditemani dengan musik favoritku. Setelah selesai sarapan, aku
kembali kamar untuk mengambil handphone ku. Ku lihat ada pesan masuk dari Eni
temanku. Hari ini dia memintaku untuk menemaninya pergi ke toko buku. Meskipun
aku sedikit malas untuk pergi keluar hari ini, tapi demi temanku Eni aku akan
pergi ke toko buku menemaninya, mungkin saja aku bisa mengusir rasa bosanku
dengan pergi bersama Eni.
Aku bersiap dan menunggu Eni menjemputku dirumah. Sambil
menunggu Eni, aku berjalan-jalan di sekitar halaman rumahku. Tetesan air hujan
sedikit demi sedikit telah membasahi halaman rumahku. Bajuku sedikit basah
karena terkena tetesan hujan. Setelah masuk kedalam rumah, Eni menelpon ku dan
memberiahukan kalau dia sudah ada di depan rumahku. Ku lambaikan tanganku di
jendela rumah menandakan kalau aku sudah melihatnya. Eni rupannya membawa Arif
kekasihnya untuk ikut bersama kami, dan kali ini sepertinya rasa bosanku tidak
akan hilang. Disepanjang perjalanan aku mendengarkan musik menggunakan
earphoneku, karena Eni dan Arif asyik mengobrol berdua. Sesekali mereka melihat
dan tertawa. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan tapi didalam hatiku aku
juga tertawa melihat tingkah konyol mereka berdua. Sesampainya di sebuah toko
buku, Arif mendekati seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan pintu masuk
toko buku. Ternyata laki-laki itu adalah sepupu Arif, namanya Revan yang dulu
pernah satu sekolah denganku. Eni dan Arif meninggalkan aku berdua dibelakang
bersama Revan. Pendiam dan cuek adalah sikap Revan dari sejak sekolah, aku dan
dia memang tidak dekat tapi aku tahu itu. Revan memulai percakapan dengan
memberikan aku sebuah novel, Revan bilang novel itu sangan bagus dan
menginspirasi. Kemudian kami mulai mengobrol berdua sampai-sampai Eni dan Arif
memanggil kita berdua karena Eni telah mendapatkan buku yang dicarinya.
Revan mengajak kita untuk makan siang bersama di cafe dekat
toko buku, rupannya hujan lebat telah turun saat aku berada di dalam toko buku.
Ku lihat jalanan yang basah terkena hujan. Hawa dinginpun mulai menyerang ku.
Aku memilih tempat duduk di dekat jendela, disamping Eni. Setelah selesai makan
siang, kami pun pulang. Aku pulang diantar oleh Revan.
Menurutku hari ini lumayan bisa
membuang rasa bosanku. Handphone ku berdering, sebua nomor yang aku tidak kenal
muncul di layar ponselku. Ku angkat, dan rupannya itu adalah nomor Revan
“Hallo...
Sandra, ini aku Revan”
“Hallo,
Revan?”
“Iya,
aku tadi meminta nomor kamu ke Arif, kamu ga keberatan kan?”
“Iya
Van, ga kenapa-kenapa kok. Oh iya aku udah baca buku yang kamu beliin. Bukunya bagus
Van”
Kami
pun mengobrol sampai jam 7 malam. Saking asyiknya mengobrol aku sampai lupa
mengabari ibuku. Revan mengajakku untuk pergi liburan besok. Aku heran kenapa
aku merasa dekat padahal aku baru saja kenal dengannya.
Hari ini lebih cerah dibandingkan
kemarin, aku segera bersiap karena Revan akan menjemputku pukul 9. Setelah
bersiap aku menyiapkan sarapan dan bekal, aku fikir Revan mungkin saja senang
kalau aku membawakannya bekal buatanku sendiri.
Suara motornya sudah terdengar di luar rumahnku, aku segera
melangkah keluar dan naik ke atas motornya. Aku bertanya kemana dia akan
membawa ku pergi hari ini. Kami sampai di sebuah taman yang cukup luas, dengan
danau di tengahnya. Dan dihiasi dengan hamparan bunga yang tersebar
disekeliling taman. Ditambah dengan rindangnya pepohonan membuat suasana yang
begitu menyenangkan. Kami duduk di rerumputan di bawah sebuah pohon besar,
revan membawa novel dan membacakannya untukku.
Ternyata Revan suka sekali membaca novel, akupun jadi tertarik
untuk membaca novel. Siang tiba, kami makan siang dengan bekal yang aku bawa,
dan ternyata revan suka dengan bekal buatanku. Selesai makan kami pun berjalan-jalan
di sekitar taman, cuaca yang tadinya cerah cerah berubah seketika. Gumpalan
tebal awan hitam mulai terbentuk, dan tetesan air hujan pun turun. Sungguh
sangat merusak suasana pikirku, wajahku sedikit ku tekuk karena hujan turun dan
Revan bertanya kepadaku kenapa dengan aku.
“San.. kamu kenapa, ko mukanya
jadi bete gitu?”
“Hujan ini buat suasana jadi
kurang asik Van..”
Aku sangat tidak suka hujan. Selain
membuatku basah juga bisa membuatku jatuh sakit. Dan sekarang hujan datang di
saat yang kurang tepat. Tak berapa lama kemudian hujan sudah mulai reda, aku
dan Revan melanjutkan berjalan menuju motornya. Revan masih saja memperhatikan
wajahku yang berubah sejak hujan datang. Dia menarik tanganku dan membawaku ke
sebuah tempat di sisi lain dari taman itu, aku melihat sebuah pemandangan yang
mungkin sudah sering aku lewatkan saat hujan berhenti. Sebuah pelangi terbentuk
di antara bukit-bukit kecil yang jauh yang tampak dari tempatku dan Revan
berdiri. Tak sadar akupun tersenyum dan Revan mengatakan bahwa dia sangat
menyukai hujan, dan juga hujan saat ini karena telah melihat senyumku bersamaan
dengan pelangi yang sedang dia lihat setelah hujan tadi.
Dan sekarang aku selalu menikmati saat
hujan turun dan aku selalu menunggu saat-saat hujan reda dan aku berharap bisa
melihat pelangi indah yang muncul setelah hujan. Dan aku pun jadi menyukai apa
yang disukai oleh Revan, yaitu novel dan Hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar