Kado terindah
Hari
ini aku bangun lebih awal dari pada biasanya. Kulihat wajahku di cermin besar
samping tempat tidurku, kemudian di dalam hati aku betkata "kamu tidak
bisa hidp seperti ini terus Ranty", Kemudian aku tersenyum dan bangun dari
dudukku. Segera aku pergi kekamar mandi dan segera bersiap dengan menggunakan
baju berwana abu-abu dan celana bahan panjang aku segera pergi ke sebuah
minimarket dekat rumahku menggunakan sepeda untuk membeli bahan-bahan untuk
membuat kue. Hari ini rencananya aku akan membuat kue ulang tahun dan cup cake
untuk dibagikan kepada teman-teman ku yang ku undang kerumahku hari ini. Setiap
sudut minimarket ku susuri,tangan kananku memegang daftar belanjaan dan tangan
kiriku memegang keranjang belanjaan. Kupastikan tidak ada yang terlewat,setelah
itu aku pergi ke kasir untuk membayar. Saat aku keluar dari
minimarket,langkahku terhenti ku tutup mataku lalu ku buka kembali sambil
melihat ke langit. Lalu aku berjalan kembali ke sepeda ku untuk pulang kerumah.
Setibanya
dirumah aku menaruh belanjaan yang ku beli di dapur. Lalu aku pergi ke taman di
belakang rumahku. Kuambil sebuah tempat yang berisikan makanan untuk mimi dan
miki, aku memelihara dua ekor kura-kura di kolam taman yang kuberi nama miki
dan mimi. Aku sangat menyangi mereka. Setelah selesai memberikan makan mereka,
aku pun kembali ke dapur. Kuikat rambut panjangku, dan ku gulung lengan bajuku.
Aku mencuci tangan sebelum aku mulai membuat kue. Kembali ku pastikan tidak ada
bahan yang kurang, satu persatu bahan aku pisahkan agar aku dapat dengan mudah
menggunakannya. Semua bahan kue yang sudah tercampur aku masukkan kedalam
loyang dan siap untuk dipanggang. Aku sangat senang membuat kue, dan aku bisa
lupa waktu kalau sudah membuat kue. Kusiapkan hiasan yang akan ku taruh diatas
kueku nanti. Aku membuat 1 kue ulang tahun dengan ukuran cukup besar yang ku
hias dengan coklat putih dan potongan buah segar, dan juga cup cake yang
jumlahnya cukup banyak yang kuhias atasnya menggunakan coklat dan krim. Saat
selesai ku pikir aku akan membuka sebuah toko kue karena kue yang ku buat
sangat banyak. Kue-kue itu aku bawa keruang tengah dan ku susun dengan rapi.
Aku
segera membersihkan diriku dan berganti pakaian dan bersiap untuk menunggu
teman-temanku datang sambil membuat minuman untuk mereka. Sekarang sudah pukul
7, tepat setengah jam lagi teman-teman ku akan tiba di sini. Tapi ternyata
mereka datang lebih awal dari yang aku perkirakan. Temanku sangat terkejut
melihat betapa banyaknya kue yang ku buat, ada Rika yang sangat baik dan
menyuka musik klasik, Ada marisa yang sangat suka berdandan, Ada Nisa yang
sangat bawel, Ada Ika yang sedikit tomboi dengan potongan rambutnya yang
pendek. Dan masih banyak teman-teman ku yang selalu membuat aku bahagia.
Hari
ini adalah pertama kalinya aku mengundang semua teman-temanku untuk berpesta
dirumah ku dan pertama kalinya aku dapat tersenyum lagi setelah aku kehilangan
seseorang yang sangat berharga di dalam hidupku karena dikalahkan oleh
penyakit. Hari ini bukan merupakan ulang tahunku tetapi ulang tahun Evan
tunanganku yang sudah dipanggil oleh yang maha kuasa 3 tahun lalu karena
penyakit Jantung Saat kepergiannya aku sangat tepukul. Kami sudah menjalin
hubungan selama 4 tahun dan merencanakan akan menikah. Tepat satu hari setelah
pertunangan ku Evan di panggil oleh yang maha kuasa. Penyakit yang sudah Evan
idap selama 7 tahun itu membuatnya harus pergi meninggalkanku.
3 tahun yang lalu....
Aku
dan Evan sedang berjalan-jalan disebuah mall di dekat kantorku. Evan sedang
memperhatikan sebuah bangunan tinggi yang ada di sebrang mall dari balik kaca.
“Hey, kamu lagi liat apa Van?” tanyaku pada
Evan
“Lihat bangunan itu..” Sambil menunjuk pada
bangunan tinggi di sebrang jalan
“Iya, lalu?” sambil melihat bangunan itu
dengan penasaran
“Aku dan teman ku mendapat penawaran untuk
membuat sebuah desain arsitertur untuk bangunan yang akan berdiri disampingn
bangunan itu.” Jawabnya
“Oh ya? Kapan kalaian akan mulai
membuatnya?” tanya ku dengan semangat
“Aku akan memulainya dengan temanku, tapi
aku sampai sekarang belum mendapatkan sebuah ide untuk desain yang akan aku
buat nanti”
“Kalau begitu mari kita mulai dengan
mencari ide terlebih dahulu sekarang” ajakku
“Terimakasih ya” sambil mengelus rambut
panjangku
Kami
pun berjalan berkeliling mall, untuk mencari inspirasi. Tetapi sudah beberapa
jam kami berkelilig Evan masih belum menemukannya. Akhirnya aku pulang
diantarkan Evan ke rumahku. Dan rencananya besok Evan akan main kerumahku dan
memintaku membuatkan cup cake kesukaannya. Pagi-pagi sekali aku sudah sibuk
membuat kue kesukaan Evan. Dia membuatku kaget karena sudah berada di depan
rumah ketika aku akan membersihkan halam rumah. Dengan mambawa boneka tedy bear
dan bunga mawar putih kesukaanku dia mengucapkan selamat pagi dengan wajahnya
yang sangat ceria. Kami berdua menikmati sarapan dengan cup cake buatan ku dan
secangkir coklat hangat di taman bekang rumahku. Aku mengajak Evan jalan-jalan
keluar melihat pameran yang di adakan di taman kota. Didalam pameran itu ada
berbagai binatang peliharaan dan juga tanaman hias yang membuat ku tertarik
datang. Aku melihat seekor kura-kura kecil yang lucu. Mengetahui aku
menyukainya Evan membelikannya untukku bawa pulang sebagai hewan peliharaanku.
Hampir
setiap hari Evan datang kerumahku untuk melihat kura-kura itu. Sudah seminggu
ini Evan tidak datang kerumahku karena dia harus dirawat dirumah sakit, dokter
bilang kondisi Evan menurun. Untuk menghibur seekaligus mengobati rasa kangen
Evan pada kura-kura itu, akhirnya kura-kura itu aku bawa kerumah sakit. Dan
benar saja, Evan sangat senang saat aku membawa kura-kura itu. Setelah beberapa
hari, kesehatan Evan sudah mulai membaik dan dia sudah diizinkan pulang oleh
dokter.
Hari
ini aku dijemput Evan di kantorku, dia memberikanku sebuah kado. Tetapi kado
itu tidak boleh aku buka sampai aku tiba dirumah. Di sepanjang perjalanan aku
merayu Evan agar mengizinkan aku untuk membuka kadonya, tapi itu tidak
berhasil. Aku benar-benar sangat penasaran dengan isi dari kado yang Evan
berikan. Setibanya dirumah Evan memintaku untuk pergi ke halaman belakang
rumahku untuk membuka kadonya. Begitu sampai aku sangan kaget halaman rumahku
yang biasanya terang menjadi gelap gulita. Tak lama kemudian lampu menyala
satu-persatu dan terlihat semua teman-teman ku dan teman Evan sudah berkumpul
disana, aku baru ingat ini adalah hari ulang tahunku yang ke-23, aku
benar-benar lupa akan tanggal kelahiranku sendiri, mengingat aku sibuk dengan
pekerjaanku dan kemarin-kemarin aku sangat khawatir karena Evan sempat masuk
rumah sakit. Tapi Evan dan semua teman-temanku sudah merencanakan kejutan yang
tidak pernah aku duga. Mereka mengubah setengah halaman belakang rumahku
menjadi kolam dan taman untuk kura-kura ku dihiasi dengan lampu kecil
warna-warni yang menambah indah pestaku malam ini. Dan saat ku buka kado dari
Evan, ternyata itu seeokor kura-kura jantan yang akan menjadi teman hidup
kura-kura milikku. Evan dan aku menamai kedua kura-kura itu dengan nama Miki
dan Mili. Pesta ulang tahun yang sungguh indah. Malam ini rasanya aku tidak mau
tertidur. Larut malam, teman-temanku satu persatu mulai berpamitan untuk
pulang, Evan pun berpamitan untuk pulang karena besok dia akan melakukan
meeting penting bersama rekannya.
Pagi
hari, ucapan ulang tahun dan kiriman kado untukku masih belum berhenti. Kado-kado
ini datang dari kedua orang tuaku dan saudara-saudara ku yang tidak bisa datang untuk ulang tahunku.
Aku masih tidak menyangkan dengan kejutan semalam. Siangnya aku di minta oleh
rekan kerja Evan untuk makan siang bersama. Sepertinya untuk merayakan meeting
mereka yang berjalan dengan lancar. Aku Evan, Nadia dan Fariz, kami berdua
menikmati makan siang bersama. Dan tiba-tiba ada sebuah kotak yang diberikan
seorang pelayan kepadaku. Setelah ku buka, bertapa terharunya aku.
“Van... kamu serius ?”
“Ranty, maukah kamu menjadi tunanganku?” (Sambil berlutut di depanku)
“Ayo ran.. terima aja..” (ucap fariz)
“Iya biar kita sama..” (sambung nadia)
Sebuah
cincin yang indah yang ada didalam kotak itu, dan juga gulungan kertas yang
isinya sebuah gambar. Evan ternyata membuat desain untuk proyek yang dia buat
yang terinspirasi dari kura-kura peliharaan kitaberdua. Dan menamai desain itu
dengan nama ku, begitu aku aku sudah melihat semua isi dari kotak kecil itu
sebuah alunan musik romantis pun terdengar. Sungguh aku tidak percaya akan
menerima kado yang begitu indah di ulang tahunku kali ini. Kulewari hari-hari
dengan begitu banyak kebahagiaan. Evan menjak ku liburan ke pantai, kami berdua
berjalan-jalan di tepi pantai sambil bergandengan tangan dengan di sambut
dengan deburan ombak dan matahari senja yang indah. Makan malam pun kami
lakukan di tepi pantai sambil merasakan hembusan angin malam, dan suasana sunyi
di pantai.
Liburan
kami pun selesai, aku dan Evan kembali ke rutinitas kami seperti biasa. Aku berkerja
dan Evan pun kembali dengan pekerjaannya. Tapi ntah kenapa perasaanku menjadi
gelisah semenjak aku pulang dari liburan bersama Evan kemarin. Dua minggu lagi
kami berdua akan melakukan pertunangan. Aku meminta Evan untuk menyerahkan
semua persiapan pertunangan kepadaku, karena aku khawatir akan kondisi Evan.
Hari-hari berjalan begitu cepat, dan hari pertunangan pun tiba. Pertunangan ini
disaksikan oleh dua keuarga besar aku dan Evan. Senyum yang sangat hangat
terpancar dari wajah Evan saat memasukkan cincin ke jari manisku. Akhirnya
pertunangan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Malamnya aku tidak bisa
tidur, wajah Evan terbayang diingatanku ketika aku ingin menutup mata. Tapi kupaksakan
agar aku bisa tidur malam ini.
Pagi
ini aku pergi ke kantor Evan untuk memberikannya sarapan, tapi begitu aku
sampai di ruangnnya Evan tidak ada. Akhirnya aku mengirimya pesan, karena pikir
ku dia sedang meeting dan aku tidak ingin mengganggunya. Setelah cukup lama aku
menunggu, tiba-tiba Fariz masuk dan memberitahukan aku kalau Evan masuk rumah
sakit. Tanpa berlama-lama aku langsung pergi kerumah sakit untuk melihat kedaan
Evan. Air mataku mengalir saat aku melihat Evan terbaring tak berdaya untuk
yang ke sekian kalinya. Tapi kali ini aku mendapat kabar buruk mengenai keadaan
Evan. Dokter bilang kalau tidak ada yang bisa mereka lakukan, karena keadaan
Evan yang sudah sangat menurun. Pihak keluarga berdatangan menjenguk Evan.
Matanya terbuka dan suara lembut itu terdengar dari mulutnya memanggil namaku.
Ku usap tangannya dan kucium. Tangannya membelai lembut tanganku.
“Ranti... kamu jangan pernah sedih lagi”
(Ucapnya)
“Maksud kamu apa?” (tanyaku)
“aku ga mau liat kamu nangis atau sedih
lagi....”
Tiba-tiba matanya tertutup dan tangannya
terhempas kebawah melepaskan genggaman tanganku. Aku bingung apa yang terjadi
pada Evan. Dokter memintaku untuk keluar. Tubuhku kaku, mataku terus menatap ke
pintu kamar Evan. Sampai dokter datang dan mengatakan bahwa Evan sudah tiada.
Semenjak
kepergiannya aku menjadi orang yang pemurung, itu lah yang teman dekat dan
keluargaku katakan kepadaku. Aku merasa saat itu aku sudah tidak tahu kemana
perginya semangat yang selama ini ada di hidupku.
Tetapi
setelah 3 tahun aku berhasil tersenyum kembali berkat orang-orang terdekat yang
menyangiku yang tak henti-hentinya memberikan aku semangat dan membatuku.
Akhirnya aku membuka sebuah toko cup cake, itu lah caraku sekarang untuk
mengobati kesedihanku dengan cara membuat cup cake setiap hari yang menjadi
favoritnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar