Kamis, 24 Desember 2015

Kado terindah

Kado terindah

Hari ini aku bangun lebih awal dari pada biasanya. Kulihat wajahku di cermin besar samping tempat tidurku, kemudian di dalam hati aku betkata "kamu tidak bisa hidp seperti ini terus Ranty", Kemudian aku tersenyum dan bangun dari dudukku. Segera aku pergi kekamar mandi dan segera bersiap dengan menggunakan baju berwana abu-abu dan celana bahan panjang aku segera pergi ke sebuah minimarket dekat rumahku menggunakan sepeda untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Hari ini rencananya aku akan membuat kue ulang tahun dan cup cake untuk dibagikan kepada teman-teman ku yang ku undang kerumahku hari ini. Setiap sudut minimarket ku susuri,tangan kananku memegang daftar belanjaan dan tangan kiriku memegang keranjang belanjaan. Kupastikan tidak ada yang terlewat,setelah itu aku pergi ke kasir untuk membayar. Saat aku keluar dari minimarket,langkahku terhenti ku tutup mataku lalu ku buka kembali sambil melihat ke langit. Lalu aku berjalan kembali ke sepeda ku untuk pulang kerumah.

Setibanya dirumah aku menaruh belanjaan yang ku beli di dapur. Lalu aku pergi ke taman di belakang rumahku. Kuambil sebuah tempat yang berisikan makanan untuk mimi dan miki, aku memelihara dua ekor kura-kura di kolam taman yang kuberi nama miki dan mimi. Aku sangat menyangi mereka. Setelah selesai memberikan makan mereka, aku pun kembali ke dapur. Kuikat rambut panjangku, dan ku gulung lengan bajuku. Aku mencuci tangan sebelum aku mulai membuat kue. Kembali ku pastikan tidak ada bahan yang kurang, satu persatu bahan aku pisahkan agar aku dapat dengan mudah menggunakannya. Semua bahan kue yang sudah tercampur aku masukkan kedalam loyang dan siap untuk dipanggang. Aku sangat senang membuat kue, dan aku bisa lupa waktu kalau sudah membuat kue. Kusiapkan hiasan yang akan ku taruh diatas kueku nanti. Aku membuat 1 kue ulang tahun dengan ukuran cukup besar yang ku hias dengan coklat putih dan potongan buah segar, dan juga cup cake yang jumlahnya cukup banyak yang kuhias atasnya menggunakan coklat dan krim. Saat selesai ku pikir aku akan membuka sebuah toko kue karena kue yang ku buat sangat banyak. Kue-kue itu aku bawa keruang tengah dan ku susun dengan rapi.

Aku segera membersihkan diriku dan berganti pakaian dan bersiap untuk menunggu teman-temanku datang sambil membuat minuman untuk mereka. Sekarang sudah pukul 7, tepat setengah jam lagi teman-teman ku akan tiba di sini. Tapi ternyata mereka datang lebih awal dari yang aku perkirakan. Temanku sangat terkejut melihat betapa banyaknya kue yang ku buat, ada Rika yang sangat baik dan menyuka musik klasik, Ada marisa yang sangat suka berdandan, Ada Nisa yang sangat bawel, Ada Ika yang sedikit tomboi dengan potongan rambutnya yang pendek. Dan masih banyak teman-teman ku yang selalu membuat aku bahagia.

Hari ini adalah pertama kalinya aku mengundang semua teman-temanku untuk berpesta dirumah ku dan pertama kalinya aku dapat tersenyum lagi setelah aku kehilangan seseorang yang sangat berharga di dalam hidupku karena dikalahkan oleh penyakit. Hari ini bukan merupakan ulang tahunku tetapi ulang tahun Evan tunanganku yang sudah dipanggil oleh yang maha kuasa 3 tahun lalu karena penyakit Jantung Saat kepergiannya aku sangat tepukul. Kami sudah menjalin hubungan selama 4 tahun dan merencanakan akan menikah. Tepat satu hari setelah pertunangan ku Evan di panggil oleh yang maha kuasa. Penyakit yang sudah Evan idap selama 7 tahun itu membuatnya harus pergi meninggalkanku.


3 tahun yang lalu....

            Aku dan Evan sedang berjalan-jalan disebuah mall di dekat kantorku. Evan sedang memperhatikan sebuah bangunan tinggi yang ada di sebrang mall dari balik kaca.
“Hey, kamu lagi liat apa Van?” tanyaku pada Evan
“Lihat bangunan itu..” Sambil menunjuk pada bangunan tinggi di sebrang jalan
“Iya, lalu?” sambil melihat bangunan itu dengan penasaran
“Aku dan teman ku mendapat penawaran untuk membuat sebuah desain arsitertur untuk bangunan yang akan berdiri disampingn bangunan itu.” Jawabnya
“Oh ya? Kapan kalaian akan mulai membuatnya?” tanya ku dengan semangat
“Aku akan memulainya dengan temanku, tapi aku sampai sekarang belum mendapatkan sebuah ide untuk desain yang akan aku buat nanti”
“Kalau begitu mari kita mulai dengan mencari ide terlebih dahulu sekarang” ajakku
“Terimakasih ya” sambil mengelus rambut panjangku

            Kami pun berjalan berkeliling mall, untuk mencari inspirasi. Tetapi sudah beberapa jam kami berkelilig Evan masih belum menemukannya. Akhirnya aku pulang diantarkan Evan ke rumahku. Dan rencananya besok Evan akan main kerumahku dan memintaku membuatkan cup cake kesukaannya. Pagi-pagi sekali aku sudah sibuk membuat kue kesukaan Evan. Dia membuatku kaget karena sudah berada di depan rumah ketika aku akan membersihkan halam rumah. Dengan mambawa boneka tedy bear dan bunga mawar putih kesukaanku dia mengucapkan selamat pagi dengan wajahnya yang sangat ceria. Kami berdua menikmati sarapan dengan cup cake buatan ku dan secangkir coklat hangat di taman bekang rumahku. Aku mengajak Evan jalan-jalan keluar melihat pameran yang di adakan di taman kota. Didalam pameran itu ada berbagai binatang peliharaan dan juga tanaman hias yang membuat ku tertarik datang. Aku melihat seekor kura-kura kecil yang lucu. Mengetahui aku menyukainya Evan membelikannya untukku bawa pulang sebagai hewan peliharaanku.

            Hampir setiap hari Evan datang kerumahku untuk melihat kura-kura itu. Sudah seminggu ini Evan tidak datang kerumahku karena dia harus dirawat dirumah sakit, dokter bilang kondisi Evan menurun. Untuk menghibur seekaligus mengobati rasa kangen Evan pada kura-kura itu, akhirnya kura-kura itu aku bawa kerumah sakit. Dan benar saja, Evan sangat senang saat aku membawa kura-kura itu. Setelah beberapa hari, kesehatan Evan sudah mulai membaik dan dia sudah diizinkan pulang oleh dokter.

            Hari ini aku dijemput Evan di kantorku, dia memberikanku sebuah kado. Tetapi kado itu tidak boleh aku buka sampai aku tiba dirumah. Di sepanjang perjalanan aku merayu Evan agar mengizinkan aku untuk membuka kadonya, tapi itu tidak berhasil. Aku benar-benar sangat penasaran dengan isi dari kado yang Evan berikan. Setibanya dirumah Evan memintaku untuk pergi ke halaman belakang rumahku untuk membuka kadonya. Begitu sampai aku sangan kaget halaman rumahku yang biasanya terang menjadi gelap gulita. Tak lama kemudian lampu menyala satu-persatu dan terlihat semua teman-teman ku dan teman Evan sudah berkumpul disana, aku baru ingat ini adalah hari ulang tahunku yang ke-23, aku benar-benar lupa akan tanggal kelahiranku sendiri, mengingat aku sibuk dengan pekerjaanku dan kemarin-kemarin aku sangat khawatir karena Evan sempat masuk rumah sakit. Tapi Evan dan semua teman-temanku sudah merencanakan kejutan yang tidak pernah aku duga. Mereka mengubah setengah halaman belakang rumahku menjadi kolam dan taman untuk kura-kura ku dihiasi dengan lampu kecil warna-warni yang menambah indah pestaku malam ini. Dan saat ku buka kado dari Evan, ternyata itu seeokor kura-kura jantan yang akan menjadi teman hidup kura-kura milikku. Evan dan aku menamai kedua kura-kura itu dengan nama Miki dan Mili. Pesta ulang tahun yang sungguh indah. Malam ini rasanya aku tidak mau tertidur. Larut malam, teman-temanku satu persatu mulai berpamitan untuk pulang, Evan pun berpamitan untuk pulang karena besok dia akan melakukan meeting penting bersama rekannya.
           
Pagi hari, ucapan ulang tahun dan kiriman kado untukku masih belum berhenti. Kado-kado ini datang dari kedua orang tuaku dan saudara-saudara ku  yang tidak bisa datang untuk ulang tahunku. Aku masih tidak menyangkan dengan kejutan semalam. Siangnya aku di minta oleh rekan kerja Evan untuk makan siang bersama. Sepertinya untuk merayakan meeting mereka yang berjalan dengan lancar. Aku Evan, Nadia dan Fariz, kami berdua menikmati makan siang bersama. Dan tiba-tiba ada sebuah kotak yang diberikan seorang pelayan kepadaku. Setelah ku buka, bertapa terharunya aku.
“Van... kamu serius ?”
“Ranty, maukah kamu menjadi tunanganku?” (Sambil berlutut di depanku)

“Ayo ran.. terima aja..” (ucap fariz)
“Iya biar kita sama..” (sambung nadia)


Sebuah cincin yang indah yang ada didalam kotak itu, dan juga gulungan kertas yang isinya sebuah gambar. Evan ternyata membuat desain untuk proyek yang dia buat yang terinspirasi dari kura-kura peliharaan kitaberdua. Dan menamai desain itu dengan nama ku, begitu aku aku sudah melihat semua isi dari kotak kecil itu sebuah alunan musik romantis pun terdengar. Sungguh aku tidak percaya akan menerima kado yang begitu indah di ulang tahunku kali ini. Kulewari hari-hari dengan begitu banyak kebahagiaan. Evan menjak ku liburan ke pantai, kami berdua berjalan-jalan di tepi pantai sambil bergandengan tangan dengan di sambut dengan deburan ombak dan matahari senja yang indah. Makan malam pun kami lakukan di tepi pantai sambil merasakan hembusan angin malam, dan suasana sunyi di pantai.

Liburan kami pun selesai, aku dan Evan kembali ke rutinitas kami seperti biasa. Aku berkerja dan Evan pun kembali dengan pekerjaannya. Tapi ntah kenapa perasaanku menjadi gelisah semenjak aku pulang dari liburan bersama Evan kemarin. Dua minggu lagi kami berdua akan melakukan pertunangan. Aku meminta Evan untuk menyerahkan semua persiapan pertunangan kepadaku, karena aku khawatir akan kondisi Evan. Hari-hari berjalan begitu cepat, dan hari pertunangan pun tiba. Pertunangan ini disaksikan oleh dua keuarga besar aku dan Evan. Senyum yang sangat hangat terpancar dari wajah Evan saat memasukkan cincin ke jari manisku. Akhirnya pertunangan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Malamnya aku tidak bisa tidur, wajah Evan terbayang diingatanku ketika aku ingin menutup mata. Tapi kupaksakan agar aku bisa tidur malam ini.

Pagi ini aku pergi ke kantor Evan untuk memberikannya sarapan, tapi begitu aku sampai di ruangnnya Evan tidak ada. Akhirnya aku mengirimya pesan, karena pikir ku dia sedang meeting dan aku tidak ingin mengganggunya. Setelah cukup lama aku menunggu, tiba-tiba Fariz masuk dan memberitahukan aku kalau Evan masuk rumah sakit. Tanpa berlama-lama aku langsung pergi kerumah sakit untuk melihat kedaan Evan. Air mataku mengalir saat aku melihat Evan terbaring tak berdaya untuk yang ke sekian kalinya. Tapi kali ini aku mendapat kabar buruk mengenai keadaan Evan. Dokter bilang kalau tidak ada yang bisa mereka lakukan, karena keadaan Evan yang sudah sangat menurun. Pihak keluarga berdatangan menjenguk Evan. Matanya terbuka dan suara lembut itu terdengar dari mulutnya memanggil namaku. Ku usap tangannya dan kucium. Tangannya membelai lembut tanganku.
“Ranti... kamu jangan pernah sedih lagi” (Ucapnya)
“Maksud kamu apa?” (tanyaku)
“aku ga mau liat kamu nangis atau sedih lagi....”
Tiba-tiba matanya tertutup dan tangannya terhempas kebawah melepaskan genggaman tanganku. Aku bingung apa yang terjadi pada Evan. Dokter memintaku untuk keluar. Tubuhku kaku, mataku terus menatap ke pintu kamar Evan. Sampai dokter datang dan mengatakan bahwa Evan sudah tiada.
             
Semenjak kepergiannya aku menjadi orang yang pemurung, itu lah yang teman dekat dan keluargaku katakan kepadaku. Aku merasa saat itu aku sudah tidak tahu kemana perginya semangat yang selama ini ada di hidupku.
            Tetapi setelah 3 tahun aku berhasil tersenyum kembali berkat orang-orang terdekat yang menyangiku yang tak henti-hentinya memberikan aku semangat dan membatuku. Akhirnya aku membuka sebuah toko cup cake, itu lah caraku sekarang untuk mengobati kesedihanku dengan cara membuat cup cake setiap hari yang menjadi favoritnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar